Mengenal HS Code dalam Perdagangan Internasional dan Kepabeanan

Afditya Fahlevi 21 Oct 2025
HS Code atau Harmonized System Code adalah kode standar internasional yang digunakan untuk mengklasifikasikan jenis barang dalam kegiatan ekspor dan impor. Kode ini disusun dan dikelola oleh World Customs Organization (WCO) dan digunakan oleh lebih dari 200 negara di dunia, termasuk Indonesia. 

HS Code menjadi bahasa universal dalam perdagangan internasional yang memastikan setiap produk memiliki identitas yang sama di seluruh dunia, sehingga memudahkan proses pengawasan, statistik perdagangan, dan penetapan tarif bea masuk.

HS Code terdiri dari serangkaian angka yang biasanya berjumlah enam digit sebagai standar internasional. Enam digit pertama digunakan secara global, sementara setiap negara dapat menambahkan digit tambahan untuk keperluan klasifikasi yang lebih spesifik sesuai kebutuhan nasional.

Misalnya, Indonesia menggunakan delapan digit HS Code, di mana dua digit terakhir disebut pos tarif nasional yang diatur dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI).

Struktur HS Code dibagi ke dalam beberapa level. Dua digit pertama menunjukkan bab atau kelompok besar barang (misalnya bab 09 untuk kopi, teh, dan rempah-rempah), dua digit berikutnya menunjukkan subkelompok barang, dan dua digit terakhir menjelaskan jenis barang yang lebih spesifik. 

Dengan sistem ini, setiap barang dagangan dapat diidentifikasi secara terstandar di seluruh dunia.
Fungsi utama HS Code sangat penting dalam sistem kepabeanan. Melalui kode ini, otoritas Bea dan Cukai dapat menentukan besarnya tarif bea masuk, PPN impor, PPh impor, serta memutuskan apakah barang tersebut termasuk dalam kategori yang dikenai larangan atau pembatasan (lartas). 

HS Code juga menjadi acuan dalam penyusunan data statistik ekspor-impor yang digunakan pemerintah untuk merumuskan kebijakan perdagangan dan industri nasional.

Selain untuk kepentingan pemerintah, HS Code juga bermanfaat bagi pelaku usaha. Dengan mengetahui HS Code yang benar, eksportir dan importir dapat memperkirakan biaya kepabeanan secara akurat, menghindari kesalahan klasifikasi, serta mempercepat proses administrasi di pelabuhan. 

Kesalahan dalam menentukan HS Code dapat berdampak serius, seperti salah penetapan tarif, denda administratif, atau penundaan proses pengeluaran barang dari kawasan pabean.

Dengan demikian, HS Code bukan sekadar deretan angka, melainkan instrumen vital dalam sistem perdagangan internasional. 

Pemahaman yang tepat terhadap HS Code membantu pelaku usaha dan PPJK menjalankan kegiatan ekspor-impor secara efisien, patuh hukum, dan sesuai standar global yang berlaku.